Pasti kalian sudah mengetahui ilmuan yang menemukan teori gravitasi, nah di sini saya akan membahas secara ringkas sejarah kehidupan sang penemu gravitasi yaitu Sir Isaac Newton. Saya mengambil sepenggal kehidupan dari buku yang berjudul Serendipity Penemuan-Penemuan Yang Tidak Disengaja Di Bidang Sains Karya Royston M. Roberts. Materi ini juga berhubungan dengan ilmu Alam lho.
Jarang sekali seseorang bisa menemukan suatu hukum universal dari suatu kejadian yang sepele, seperti peristiwa jatuhnya sebuah apel.
Sir Isaac Newton lahir di Woolsthorpe, di Lincolnshire, Inggris pada hari Natal di tahun 1642. Ayahnya telah meninggal sebelum Isaac lahir. Ibunya menikah lagu ketika Isaac berumur tiga tahun, dan meninggalkannya dalam asuhan neneknya, yang mengirimnya ke sebuah sekolah di Grantham, sekitar enam mil dari Woolsthope. Ibunya menjanda lagi ketika Isaac berumur 14 tahun, dan ibu kembali ke rumah keluarga di Woolsthope. Ketika pretasinya setingkat rata-rata saja, Ibu Isaac membawanya kembali pulang untuk mengurusi peternakan. Sang anak lebih lebih tertarik pada matematika dan berbagai hobi mekanis lainnya daripada beternak. Untungnya pamannya yang merupakan lulusan Trinity College, Cambridge, mengenali potensi Isaac dan menyarankan agar keponakannya itu dikirim kembali ke sekolah untuk mempersiapkan diri masuk universitas. Isaac pun masuk ke Cambridge pada tahun 1661 di usianya yang ke-18 tahun. Selama 3 tahun berikutnya, kejeniusannya dalam matematika dan sains tampak terbangkitkan. Saat itu juga, wabah penyakit pes merebak di London dan Universitas Cambridge pun ditutup di musim panas tahun 1665 untuk mencegah penyebaran lebih lanjut penyakit ini. Newton memperoleh gelar sarjana muda di awal tahun ini; dan dia pun kembali ke Woolsthope dan meluangkan dua tahun dalam ketenangan studi dan refleksi sebelum kembali ke Cambridge ketika universitas itu dibuka kembali.
Saat Newton kembali ke kampus, tampak jelas bahwa dia telah meletakkan dasar bagi karyanya dalam bidang optik, matematika dan fisika gravitasi dan gerak. Namun demikian, Newton belum sepenuhnya mangajukan hukum gravitasi yang tercipta melalui proses observasi bernuansa serendipitynya terhadap jatuhnya sebuah apel, sampai dia menciptakan karyanya yang berjudul Principia yang mengagumkan, sekitar 20 tahun setelah kejadian jatuhnya buah apel (Alasan penundaan ini masih menjadi objek debat. Diskusi yang mendetail tentang debat ini bisa dilihat dalam buku tulisan Frorian Cajori, seperti tercantum pada Lampiran).
Beberapa sumber berikut ini melaporkan tentang kegiatan Newton mengamati buah apel yang jatuh dari pohon dan dampak-dampak lanjut dari pengamatan tersebut; mereka adalah; Martin Folkes, Presiden dari Royal Socienty; Voltaire, yang katanya mendengar kejadian tersebut dari Catherine Barton yang merupakan keponakan perempuan Newton; dan Dr. William Stukeley seorang ahli fisika dan sahabat Newton.
Meskipun anekdotnya Voltaire menembus publisitas, namun catatan yang lebih bisa dipercaya datang dari Stukeley dalam karyanya Memoirs of Sir Isaac Newton's Life (1752). Stukeley mengunjungi Sir Isaac Newton ketika Newton telah lanjut usia, dan Stukeley menggambarkan percakapan mereka demikian:
Setelah makan malam, setelah cuaca menghangat, kami pergi ke tanam dan minum teh, di bawah keteduhan beberapa pohon apel, hanya dia dan saya sendiri. Ditengah pembicaraan lain, dia mengatakan kepada saya bahwa dia sedang dalam situasi yang sama, persis seperti ketika sebuah gagasan gravitasi melintas dibenaknya. Sebuah apel, jatuh tetap ketika dia sedang duduk dalam suasana yang komtemplatif. Mengapa apel itu jatuhnya tegak lurus terhadap tanah, pikirnya. Mengapa apel itu tidak jatuh menyamping atau ke atas, kenapa selalu jatuh ke arah pusat bumi? Yakinlah, bahwa alasannya adalah karena ada gaya tarik h ke bumi, pasti ada gaya tarik yang sedang berlangsung; dan dan pusat gaya tarik pastilah di pusat bumi, bukan di sisi-sisinya sebelah mana pun. Oleh karena itu, apel secara tegak lurus, atau mengarah ke titik pusat. Jika satu benda bisa menarik benda lainnya, pastilah sebanding dengan proporsi jumlahnya. Oleh karena itu apel menarik bumi dan bumi pun menarik apel. Dan bahwa ada suatu gaya, seperti yang disini kita sebut gravitasi, yang meluas ke alam semesta.
Bersambung di artikel yang akan datang.
Sumber: Serendipity Karya Royston M. Roberts diedit oleh Aris Risnandar.
Share this Article
0 komentar :