Perbedaan Kesetaraan dan Harmonisasi Sosial (Bagian 1)

16 February 2020 : 4:46 PM

0 komentar


Dalam kehidupan bermasyarakat, tentu kita mengenal yang dinamakan dengan perbedaan suku, agama, ras dan antar golongan. Namun lebih dari yang dibayangkan, sebenarnya perbedaan terhadap jenis kelamin atau gender, status, kekayaan, keturunan, kekuasaan, pendidikan, kehormatan, profesi adalah salah satu bentuk perbedaan yang tidak dapat dipisahkan dalam hidup manusia. Maka diperlukan yang dinamakan dengan kesetaraan sebagai bentuk harmonisasi dalam sebuah masyarakat itu sendiri. 

Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai mahkluk ciptaan Tuhan yang memiliki tingkat dan kedudukan sama dihadapan Tuhan. Tingkatan atau kedudukan yang sama dihadapan Tuhan diartikan sebagai sebuah pandangan bahwa semua manusia diciptakan sebagai mahkluk mulia dan tinggi derajatnya dibandingkan makhluk Tuhan lainnya. Ini sesuai dengan pendapat Soekanto yang menyebutkan bahwa manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa juga memiliki kedudukan yang sama di masyarakat. 

Dari kesetaraan sosial tersebut membentuk sebuah istilah yang dinamakan dengan diferensiasi sosial dan stratifikasi sosial. 

Struktur Sosial 

Menurut Soerjono Soekanto struktur sosial adalah sebuah hubungan timbal balik antara status atau posisi-posisi sosial dan peranan-peranan sosial. 

Ada empat ciri yang menandakan struktur sosial di antaranya: 
  1. Mengacu pada hubungan-hubungan sosial yang pokok yaitu kelompok sosial, kaidal sosial.
  2. Struktur sosial cenderung bersifat statis (tetap, bertahan)
  3. Meliputi seluruh kebudayaan di dalam masyarakat termasuk perilaku
  4. Merupakan tahapan perubahan dan perkembangan
Ada empat faktor pembentuk stratifikasi sosial di antaranya: 
  1. Kelompok sosial
  2. Kaidah sosial
  3. Stratifikasi sosial (lapisan sosial)
  4. Lembaga sosial

Bentuk dari struktur sosial terbagi menjadi dua bagian yang pertama diferensiasi sosial yang bersifat horizontal meliputi ras, suku bangsa, etnis, agama, klan, jenis kelamin, profesi dan stratifikasi sosial yang bersifat vertikal meliputi kekayaan, keturunan, kekuasaan, pendidikan, kehormatan. 

Kemajemukan sosial ditandai dengan adanya perbedaan berdasarkan hal berikut: 

1. Berdasarkan Ciri Fisik 

Diferensiasi ini timbul karena adanya perbedaan ciri fisik. Contohnya warna kulit, rambut, bentuk rambut, mata, hidung, dan bentuk rahang. 

2. Berdasarkan Ciri Sosial 

Diferensiasi ini timbul karena adanya perbedaan pekerjaan. Contohnya pola perilaku seorang tentara akan berbeda dengan seorang guru. 

3. Berdasarkan Ciri Budaya 

Diferensiasi budaya berhubungan erat dengan pandangan hidup suatu masyarakat, menyangkut dengan nilai-nilai yang dianutnya. Contohnya pakaian, adat istiadat, bahasa, kesenian, arsitektur, dan agama. 

Ada tujuh unsur pembentuk kebudayaan menurut Koentjaraningrat.
  1. Sistem agama meliputi kepercayaan masyarakat kepada Tuhan 
  2. Sistem bahasa 
  3. Sistem ilmu pengetahuan 
  4. Sistem organisasi 
  5. Sistem kesenian 
  6. Sistem pelengkapan meliputi teknologi 
  7. Sistem mata pencaharian hidup
A. Diferensiasi Sosial

Diferensiasi sosial dapat diartikan sebagai pengelompokan suatu masyarakat secara horizontal, perbedaan ini masih memiliki derajat atau tingkatan yang sama berdasarkan ciri-ciri tertentu seperti ras, suku bangsa, etnis, agama, klan, jenis kelamin. Perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh suatu masyarakat dalam diferensiasi sosial tidak dapat diklasifikasikan secara stratifikasi sosial, ini sebagai bentuk sebuah kemajemukan masyarakat yang sudah diberikan oleh Tuhan sebagai sebuah karunia yang patut kita hargai keberadaanya, termasuk perbedaan jenis kelamin/gender dan profesi. 

Diferensiasi menunjukan keberagaman yang dimiliki suatu bangsa. Contohnya saja pada masyarakat Indonesia, banyak keragaman yang dimiliki baik suku, adat istiadat, bahasa, budaya, agama, dan lain sebagainya. Ini sebagai tanda bahwa Indonesia memiliki kemajemukan tinggi tetapi tidak menjadi pembeda akibat dari perbedaan tersebut. 

Diferensiasi Ras 

Ras adalah kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri lahiriah atau fisik yang sama. Menurut KBBI. Ras adalah golongan bangsa berdasarkan ciri-ciri fisik. Mengapa perbedaan ras termasuk ke dalam diferensiasi sosial dan mengapa bukan ke dalam stratifikasi sosial? Pada kenyataanya perbedaan ras bukanlah sesuatu tolak ukur, tapi semua manusia yang diciptakan Tuhan memiliki hak dan kewajiban yang sama di suatu masyarakat. 

Menurut Horton ras dibedakan menjadi 3 ciri utama sebagai berikut: 

1. Ciri Fenotipe 

Ciri fenotipe adalah ciri-ciri yang tampak dari luar. Dibagi menjadi ciri kualitatif berdasarkan ciri-ciri warna kulit, warna rambut, warna mata; dan ciri kuantitatif berdasarkan bentuk wajah, badan. 

2. Ciri Genotipe 

Ciri genotipe adalah ciri-ciri yang tampak dari gen atau keturunan. 

3. Ciri Filogeni 

Ciri filogeni adalah ciri-ciri yang di lihat dari asal usul ras yang dimiliki. 

Secara garis besar manusia terdiri dari berbagai ras yang tersebar di seluruh dunia. 

1. Ras Mongoloid 

Ras Mongoloid adalah salah satu ras yang mempunyai ciri fisik kulit bewarna kuning dan mendiami sebagian besar Benua Asia dan Amerika. 

Terbagi menjadi 3 golongan bangsa yang termasuk ras mongoloid diantaranya. Asiatic Mongoloid yang mendiami Kawasan Asia Utara, Asia Tengah dan Asia Timur. Malayan Mongoloid yang mendiami Kawasan Asia Tenggara. American Mongoloid yang mendiami Benua Amerika (Penduduk asli amerika sebelum migrasi penduduk Eropa ke Benua Amerika). 

Mempunyai ciri fisik di antaranya. Berambut hitam, mempunyai lipatan mata yang disebut mata sipit, berkulit kuning hingga sawo matang, dan mempunyai bulu badan sedikit. 

2. Ras Negroid 

Ras Negroid adalah salah satu ras yang mempunyai ciri fisik kulit bewarna hitam dan mendiami sebagian besar Benua Afrika bagain selatan, dan Amerika. 

Mempunyai ciri fisik di antaranya. Berkulit hitam, bertubuh tinggi, rambut keriting, bibir tebal, kelopak mata lurus. 

3. Ras Kaukasoid 

Ras Kaukasoid adalah salah satu ras yang mempunyai ciri fisik kulit bewarna putih dan mendiami sebagian besar Benua Eropa, Asia Barat, dan Benua Amerika. 

Terbagi menjadi 3 golongan bangsa yang termasuk ras kaukasoid diantaranya. Nordik yang mendiami Kawasan Eropa Utara sekitar Laut Baltik. Alpine yang mendiami Eropa Tengah dan Eropa Timur. Mediterania yang mendiami Benua Eropa bagian selatan. 

4. Ras Australoid 

Ras Australoid adalah salah satu ras yang mempunyai ciri fisik kulit bewarna hitam dan mendiami sebagian besar Benua Australia dan Oceania termasuk Papua. 

5. Ras Khusus 

Ras Khusus adalah salah satu ras dari manusia yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam 5 besar ras yang ada di dunia. Ini terjadi akibat perbedaan ciri fisik di antaranya warna kulit, mata, dan perbedaan-perbedaan lainnya. 

Diferensiasi Suku Bangsa/Etnik 

Suku bangsa atau bisa disebut etnik adalah sekelompok masyarakat yang dibedakan oleh suatu budaya yang berbeda seperti bahasa yang digunakan, adat istiadat, kesenian yang dimiliki dll. walaupun pada kenyataannya masih dalam satu ras yang sama. Diferensiasi suku bangsa adalah salah satu bentuk dari kemajemukan suatu masyarakat di suatu tempat. Dengan kemajemukan suku bangsa, maka masyarakat akan mengenal yang dinamakan dengan istilah toleransi terhadap suku bangsa lainnya. 

Lahirnya sebuah suku bangsa bermula ketika suatu masyarakat melakukan pernikahan dan menghasilkan sebuah kelurga inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak (Nuclear Family), setelah itu menghasilkan keluarga luas (extender Family), dan menghasilkan kerabat dekat dan kerabat jauh. Nah dari kerabat dekat dan kerabat jauh itu menghasilkan yang dinamakan dengan suku bangsa/ etnik. 

Dari manakah nenek monyang Indonesia berasal? Mungkin pertanyaan ini sering ditanyakan oleh sebagaian besar masyarakat Indonesia dan mengapa banyak sekali suku yang mendiami Kepulauan Nusantara ini lebih dari 300 suku bangsa dengan berbagai ras yang berbeda. 

Ternyata nenek monyang bangsa Indonesia sudah menetap di Kepulauan Nusantara lebih dari 5.000 tahun yang lalu, nenek monyang Indonesia juga termasuk ke dalam Bangsa Austronesia yaitu bangsa yang mendiami sebagaian besar Kepulauan Nusantara, Malaysia, Filipina, Madagaskar, dan kepulauan-kepulauan Pasifik (Oseania), Kecuali Papua yang termasuk ke dalam ras Austroloid. Itulah mengapa banyak kesamaan dari budaya, bahasa, tradisi yang dimiliki oleh suku-suku bangsa Indonesia, karena dari satu bangsa yang sama yaitu bangsa Austronesia. 

Ketika bangsa Austronesia melakukan migrasi ke daerah selatan dari daerah Yunnan (Bangsa Yunnan), mereka melakukan migrasi pertama yang disebut Proto Melayu (Melayu Tua) dan menghasilkan suku-suku seperti suku Batak, Toraja. Setelah migrasi pertama, maka migrasi kedua pun dilanjutkan dengan istilah Deutro Melayu (Melayu Muda) dan menghasilkan suku-suku seperti suku Sunda, Jawa. 

Suku Bangsa Indonesia juga tidak hanya bangsa Austronesia yang termasuk ras mongoloid, melainkan daerah Indonesia bagian timur seperti Papua yang termasuk ras Austroloid yang memiliki budaya, adat istiadat, bahasa, pakaian yang berbeda. Ini merupakan salah satu bentuk kemajemukan Indonesia sebagai negara yang memiliki suku terbanyak di dunia setelah Papua Nugini. 

Suku bangsa yang ada di Indonesia 
  1. Pulau Sumatera : Aceh, Batak, Minangkabau, Bengkulu, Jambi, Melayu; 
  2. Pulau Jawa : Jawa, Sunda, Tengger; 
  3. Kalimantan : Dayak, Banjar; 
  4. Sulawesi : Bugis, Toraja, Minahasa, Toli-toli 
  5. Kepulauan Nusa Tenggara: Bali, Lombok, Sasak; 
  6. Maluku dan Papua: Dani, Asmat, Tidore. 
Namun, pada kenyataan perbedaan suku bangsa justru menjadi sesuatu untuk menunjukan suku bangsanya sendiri lebih baik dan tinggi derajatnya dari suku bangsa lainnya, ini berakibat sebagaian besar masyarakat suku tertentu mempunyai paham primordialisme yaitu membangga-banggakan budayanya sendiri, menghasilkan paham etnosentrisme yaitu meremehkan dan menjelekkan masyarakat dan budaya suku lainnya, menyebabkan masyarakat mempunyai paham fanatisme yaitu kenyakinan terlalu kuat bahwa suku, budaya, adat istiadatnyalah yang paling tinggi derajatnya. 

Dengan perbedaan suku bangsa ditambah dengan perbedaan ras yang dimiliki suatu masyarakat terutama Indonesia, maka tingkat diskriminasi terhadap suku maupun ras juga semakin tinggi. Itulah mengapa harus adanya sebuah pemahaman kepada masyarakat agar mau menerima perbedaan yang ada di suatu masyarakat sebagai keunggulan yang harus dibanggakan oleh Indonesia. 

Itulah mengapa dalam ilmu sosiologi, perbedaan suku bangsa termasuk ke dalam diferensiasi sosial karena tidak ada suku yang lebih baik, tinggi derajatnya, yang ada adalah semua suku mempunyai kedudukan yang sama derajatnya. 

Diferensiasi Jenis Kelamin/Gender 

Walaupun jenis kelamin termasuk ke dalam diferensiasi. Namun, pada kenyataannya di masyarakat khususnya yang menganut sistem patrilineal, umumnya laki-laki yang menduduki posisi paling tinggi dibandingkan dengan perempuan. Meskipun pada zaman sekarang seorang perempuan bisa bekerja dengan pekerjaan yang umumnya didominasi oleh seorang laki-laki. Meskipun pada kenyataanya ada sebagian masyarakat yang masih menganggap bahwa laki-laki lebih pantas menduduki peran paling penting dibandingkan dengan perempuan, dan ini akan mengakibatkan diskriminasi sexisme

Status sosial laki-laki dan perempuan pada dasarnya adalah setara. Baik laki-laki maupun perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk belajar, bekerja, beragama, dan kehidupan yang layak. Namun, terbentur dengan nilai dan norma serta budaya yang berbeda-beda disetiap daerah terkadang memberikan keuntungan maupun kekurangan di salah satu pihak. 

Adanya stratifkasi sosial jenis kelamin/gender di masyarakat mendorong lahirnya sebuah gerakan sosial di kalangan kaum perempuan terutama dengan nilai dan norma serta budaya yang membatasi pergerakan wanita. Seperti di Indonesia, banyak tokoh-tokoh pergerakan wanita seperti Dewi Sartika di Jawa Barat, Raden Ajeng Kartini di Jawa yang melanggar nilai dan norma serta budayanya sendiri demi terciptanya kesetaraan jenis kelamin/gender di masyarakat. Agar perempuan disetarakan derajatnya sama seperti dengan laki-laki yang mempunyai hak-hak yang lebih luas. 

Dengan adanya kesetaraan jenis kelamin/gender maka akan terciptanya suatu masyarakat yang tidak akan mengdiskriminasi, merendahkan perempuan dan terciptanya harmonisasi di masyarakat. 

Diferensiasi Agama 

Diferensiasi agama merupakan penggolangan suatu masyarakat berdasarkan agama atau kepercayaan yang dianutnya. Di Indonesia khususnya, ada 5 agama yang diakui oleh negara di antaranya: Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha. Walaupun pada sebagian kecil masyarakat Indonesia ada yang tetap mempertahankan kepercayaan nenek monyangnya seperti Sunda Wiwitan, Kejawen, Kaharingan, Parmalim. 

Kenapa agama masuk ke dalam diferensiasi sosial bukannya stratifikasi sosial, ini dikarenakan semua agama dan kepercayaan yang dianut oleh suatu masyarakat tidak bisa dinyatakan bahwa kepercayaan dan agama yang satu lebih baik dari yang lain. Ini membuktikan bahwa semua agama dan kepercayaan yang dianut oleh suatu masyarakat memiliki pokok ajaran yang sama yaitu mengajarkan kepada kebaikan. 

Unsur-unsur agama di antaranya. 
  1. Kepercayaan agama 
  2. Simbol agama 
  3. Praktik-pratik agama 
  4. Tempat pratik agama 
Diferensiasi profesi 

Diferensiasi profesi adalah pengelompokan masyarakat yang didasarkan pada jenis pekerjaan atau profesinya. Perbedaan pekerjaan atau profesi juga akan berpengaruh terhadap perilaku seseorang. Contohnya, perilaku seorang tentara akan berbeda dengan seorang guru ketika keduanya melaksanakan pekerjaannya. 

Diferensiasi Klan 

Diferensiasi klan bisa diartikan juga sebagai sistem kekerabatan yang ada di suatu masyarakat. Contohnya, sistem kekerabatan yang ada di Indonesia terbagi menjadi dua di antaranya sistem kekerabatan yang bersifat unilateral dan sistem kekerabatan yang bersifat bilateral. 

Sistem kekerabatan yang bersifat unilateral adalah salah satu jenis klan atas dasar keturunan ibu dan atas dasar keturunan ayah. Klan atas dasar keturunan ayah banyak terdapat pada masyarakat suku Batak yang disebut patrilineal, artinya garis keturunan sebuah keluarga dan harta waris yang dimiliki oleh sebuah keluarga dari suku Batak akan jatuh ke tangan laki-laki 

Lain halnya dengan masyarakat yang menganut sistem matrilineal seperti pada masyarakat suku Minangkabau yang menganut garis keturunan ibu, artinya garis keturunan sebuah keluarga pada masyarakat suku Minangkabau dan harta waris yang dimiliki oleh sebuah kelurga akan jatuh ke tangan wanita. 

Sistem kekerabatan yang menganut sistem bilateral seperti halnya suku Sunda dan Jawa, tidak mengenal patrilineal dan matrilineal, artinya garis keturunan pada masyarakat suku Sunda Maupun Jawa serta harta waris yang dimiliki oleh sebuah kelurga akan jatuh ke tangan laki-laki maupun perempuan. 

Secara historis klan merupakan kekerabatan yang berasal dari satu nenek monyang yang sama yang menarik garis keturunan secara unilateral yaitu satu garis keturunan dan sering disebut sebagai kekerabatan keluarga besar. 

Bentuk-bentuk Klan yang ada pada masyarakat Indonesia. 

a. Klan Kecil 
  • Jumlah anggotanya 50-70 orang; 
  • Saling mengenal dan bergaul; 
  • Tempat tinggalnya umumnya satu desa; 
b. Klan Besar 
  • Gabungan dari beberapa klan kecil 
  • Jumlahnya mencapai ribuan 
  • tidak saling mengenal satu sama lain. 
  • Contohnya pada masyarakat suku Batak yang mengenal marga Parangin-angin, Singarimbun, Harahap, Nasution, Sembiring. Dan masyarakat Ambon yang mengenal fam Pasulima, Marantika. 
Klan berarti sebuah marga, fam, far, suku untuk menegaskan bahwa seseorang itu keturunan dari sebuah suku dari klan yang sama. 

a. Suku Batak 

Pada masyarakat suku Batak untuk menegaskan sebuah keturunan mereka menamainya dengan sebutan marga. Marga atau nama keluarga adalah nama pertanda dari keluarga mana seseorang berasal. 

1. Batak Angkola 

Beberapa marga dari Batak Angkola di antaranya Harahap, Hasibuan, Nasution, Lubis, Pulungan, Hutasuhut, Matondang, Siregar, Batubara, Daulay, Siregar Pane, Tanjung, Siregar Ritonga, Siregar Dongoran 

2. Batak Karo 

Pada masyarakat Batak Karo memiliki lima marga utama yaitu: Ginting, Karo-karo, Parangin-angin, Sembiring, dan Tarigan. Tiap marga tersebut memiliki sub-marga masing-masing. 

3. Batak Mandailing 

Pada masyarakat Batak Mandailing memiliki jenis marga yang beragam di antaranya: Batubara, Batunabolon, Baumi, Borotan, Dalimunthe, Daulae, Dolok, Handangkopo, Harahap, Hasibuan, Hutasuhut, Lancat, Lintang, Lubis, Maga, Magintir, Mardia, Matondong, Margara, Nai Monte, Nasution, Pane, Perinduri, Pidoli, Pisang, Pulungan, Rambe, Rangkuti, Ritonga, Siregar, Simbolon, Tamba, Tangga Ambeng, Tanjung. 

Dan beberapa marga lainnya seperti Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Toba, Batak Pesisir Barat Barus, Batak Pesisir Sibolga, Batak Pesisir Timur bagian Utara, Batak Pesisir Timur bagian Selatan, Batak Alas, Batak Keluwat, Batak Singkil. 

b. Minahasa 

Pada masyarakat Minahasa untuk menyebut istilah nama keturunan mereka menyebutnya dengan sebutan far. Contohnya, Mandagi, Lasit, Tombokan, Pangkarebo, Paat, Supit dll.. 

c. Ambon 

Pada Masyarakat Ambon, Maluku untuk menyebutkan nama keturunan mereka menyebutnya dengan sebutan fam. Contonya, Hatuala, Pesulima, Marantika, Goeslaw dll.. 

Pengaruh dan Dampak Dari Diferensiasi Sosial 
  1. Interseksi sosial
  2. Konsolidasi Sosial
  3. Diskriminasi sosial, jenis kelamin/gender, profesi
  4. Disharmonisasi agama
  5. Politik aliran (Sektarian)
  6. Primordialisme 
  7. Etnosentrisme 
  8. Fanatisme 
  9. Benturan kepentingan golongan 

Share this Article
< Previous Article
Next Article >

0 komentar :

Copyright © 2021 Pintar Ips - All Rights Reserved
Version 2.1